Minggu, 20 Desember 2015

TUGAS Ke 3 SOFSKILL PENGANTAR TELEMATIKA


Pengertian OSGI (Open Service Gateway Initiative)
OSGI (Open Service Gateway Initiative) adalah sebuah rencana industri untuk cara standar untukmenghubungkan perangkat seperti perangkat rumah tangga dan sistem keamanan ke Internet. OSGI berencana menentukan program aplikasi antarmuka (API) untuk pemrogrammenggunakan, untuk memungkinkan komunikasi dan kontrol antara penyedia layanan danperangkat di dalam rumah atau usaha kecil jaringan. OSGI API akan dibangun pada bahasapemrograman Java. Program java pada umumnya dapat berjalan pada platform sistem operasikomputer.
OSGI adalah sebuah interface pemrograman standar terbuka. The OSGI Alliance (sebelumnyadikenal sebagai Open Services Gateway inisiatif, sekarang nama kuno) adalah sebuah organisasistandar terbuka yang didirikan pada Maret 1999. Aliansi dan anggota – anggotanya telahditentukan sebuah layanan berbasis Java platform yang dapat dikelola dari jarak jauh.

Berikan Contoh – Contoh OSGI
Teknologi OSGI sudah sangat banyak dikembangkan untuk berbagai macam keperluan dalam sehari – hari maupun di bidang teknologi informasi dan industri serta di bidang ilmu komputer.

Dalam kehidupan sehari-hari
Dikembangkan untuk mengendalikan alat-alat elektronik dalam rumah tangga dengan internet. Yaitu dengan menghubungkan berbagai framework OSGI ini untuk mengendalikan alat-alat rumah tangga yang bersifat elektronik. Hal ini dilakukan dengan berbagai protocol network yaitu Bluetooth, uPnP, HAVi, dan X10. Dengan bantuan Jini dan standart OSGI dari sun microsistem yaitu Java Embedded Server. Teknologi ini dinamakan home network dan jinni adalah salah satu standart untuk pembuatan home nerwork yang berbasis java.

Teknologi dan industri
Dalam hal ini pengembangan OSGI dalam Teknologi dan industri adalah untuk otomatisasi industri. Seperti otomatisnya system dalam gudang yang dapat meminta dalam PPIC untuk mengadakan bahan baku, dan masih banyak yang lain.


Ilmu Komputer
Dalam ilmu Komputer ini sangat banyak pengembang yang memanfaatkan teknologi OSGI ini. Dari surfing di internet banyak yang mengulas tentang Pemrograman Java yang mengapdopsi teknologi OSGI ini. Salah satu contoh adalah knopflerfish merupakan framework untuk melakukan OSGI didalam program Java. Dan juga eclipse IDE merupakan OSGI frameworkyang dikembangkan oleh eclipse dan berbasis GUI. Dan masih banyak juga dalam server serta program-program lain yang mengembangkan teknologi OSGI ini.

Keuntungan dan Kerugian dari OSGI :

Keuntungan :
1.      Mengurangi kompleksitas : mengembangkan dengan OSGi berarti menembangkan bundles : salah satu komponen OSGi. Bundles adalah modul. Bundles menyembunyikan aspek internalnya dari bundles lainnya. Hal ini berarti ada banyak kebebasan untuk menggantinya di kemudian hari.

2.      Dapat digunakan kembali : model komponen OSGi sangat mudah digunakan dan dapat digunakan dengan  aplikasi pihak ketiga.

3.      RealWorld : OSGi framework dinamik. Hal ini berarti OSGi dapat diupdate secara online.

4.      Mudah Penyebarannya : teknologi OSGi bukanlah sebuah teknologi standard. OSGi dapat dimanage sedemikian rupa serta dapat diatur cara penginstalannya.

5.      Update yang dinamik : OSGi komponen bisa diupdate secara dinamik.

6.      Adaptif : model komponen OSGi didesain sedemikian rupa hingga diperbolehkan untuk mengkombinasi dan mencocokan antar komponen.

7.      Transparan dan Banyak versinya

8.      Simple : OSGi API sangat simple. API OSGi hanya terdiri dari satu paket dan berjumlah kurang dari 30 kelas.

9.      Ukurannya kecil  dan Kinerjanya cepat

10.  Aman, Sederhana dan Tidak Mengganggu Kinerja Aplikasi Lainnya

11.  Berjalan dimana saja dan Digunakan secara luas

12.  Didukung Oleh Berbagai Perusahaan : OSGi juga didukung oleh berbagai perusahaan seperti Oracle, IBM, Samsung, Nokia, IONA, Motorola, NTT, Siemens, Hitachi, Deutsche Telekom, Redhat, Ericsson, dan masih banyak lagi.

Contoh Kerugiannya :
       1.      Dalam platform layanan OSGi, setiap bundel layanan operator gerbang memerlukan otentikasi pengguna. Dengan hasil tersebut, pengguna harus menyelesaikan otentikasi berulang-ulang setiap kali pengguna ingin mengakses beberapa sejumlah layanan. Hal ini menyebabkan masalah keamanan potensial serta sulitnya akses pengguna.

       2.      Pertama-tama, masalah keamanan utama dengan lingkungan jaringan rumah berbasis pada platform layanan OSGi adalah bahwa infrastruktur keamanan didistribusikan dan arsitektur ini biasanya membutuhkan bahwa fitur kunci keamanan dibangun ke dalam semua bagian dari sistem.

       3.      Selain itu, pengguna harus menghafal username dan password untuk setiap layanan . Selain itu, administrator sistem mengelola banyak password dalam database dan dihadapkan dengan potensi masalah sistem tidak aman karena transmisi sering password ini di lokasi. SSO( Single Sign -On ) adalah alternatif yang baik untuk memecahkan masalah ini. SSO adalah fitur keamanan yang memungkinkan pengguna untuk login ke berbagai layanan yang berbeda yang ditawarkan oleh sistem terdistribusi sementara hanya perlu menyediakan otentikasi sekali, atau setidaknya selalu dengan cara yang sama.


Kekurangan
          1.      Ruang lingkupnya sangat kecil
          2.      Keamanan kurang terjaga dari kejahatan hacker
          3.      Biaya sangat mahat untuk pembuatan aplikasi dari OSGI
          4.      Rawan terjadinya pencurian data
          5.      Ukuran penyimpanan yang sangat kecil untuk data yang di simpan



Saran :
Teknologi OSGI memang dapat membantu dan mempermudah pekerjaan yang berkaitan dengan elektronik dan kehidupan manusia. Karena fungsi dari OSGI sendiri adalah menggabungkan berbagai fungsi dalam satu aplikasi. Namun dari semua itu OSGI tetap memiliki beberapa kekurangan yang perlu untuk diperhatikan. Dari sekian manfaat yang diberikan OSGI hal yang paling dikawatirkan adalah munculnya ketergantungan yang berlebihan dan perlunya di tingkatkan keamanan security di dalam OSGI untuk menghindari dari kejahatan hacker.

 
Sumber :
http://rezaabinaufal.blogspot.co.id/2014/12/open-service-gateway-initiative-osgi.html


TUGAS REVIEW JURNAL




ANALISIS DAN PERANCANGAN ITSM DOMAIN SERVICE OPERATION DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK ITIL VERSI 3



Nama              :  Rina Ayuningtyas Putri
NPM               : 16112389
Kelas               : 4KA39
Matkul            : Analisis Kinerja Sistem
Dosen              : Maulana Malik Ibrahim
           



Jakarta
2015



ABSTRAK

IPDN sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi (TI) untukmembangun sumber daya manusia yang berkualitas serta mensinergikan kekuatan sivitas akademika IPDN. Berdasarkan IT blueprint IPDN tahun 2015 – 2019, IPDN belum memisahkan antara tata kelola TI dari manajemen TI serta IPDN belum memiliki tata kelola TI dan manajemen TI yang memadai, hal tersebut semakin ditunjukkan nilai maturity level yang masih berada pada level 1-initial. Berdasarkan permasalahan tersebut, kemudian dilakukan analisis risiko dan analisis prioritas sehingga dilakukan perancangan manajemen terhadap dua proses dalam ITIL Versi 3 service operation yaitu manajemen insiden dan manajemen masalah. Hasil perancangan manajemen service operation ini adalah Standard OperatingProcedure (SOP) untuk manajemen insiden dan manajemen masalah. Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu IPDN dalam meningkatkan kapabilitas layanannya serta meningkatkan maturity level setidaknya menjadi level 3-defined.
1. Pendahuluan

Teknologi informasi (TI) saat ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses bisnis perusahaan, tak terkecuali perguruan tinggi [10]. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi informasi pada bidang layanan administrasi akademik di perguruan tinggi tentunya juga menjadi suatu kebutuhan, bukan hanya sekedar prestise atau lifestyle manajemen pendidikan tinggi modern. IPDN sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi (TI) guna menunjang proses  tridharma perguruan tinggi, dan membangun sumber daya manusia yang berkualitas serta mensinergikan kekuatan sivitas akademika Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Namun, IPDN belum memiliki tata kelola dan manajemen TI yang memadai khususnya yang terkait layanan TI dan dihadapkan juga pada permasalahan terbatasnya sumber daya manusia bidang TI yang tidak sebanding dengan jumlah pengguna layanan TI khususnya pada layanan akademik di IPDN. Sedangkan, penerapan TI tentunya tidak lepas dari permasalahan yang timbul pada tahap implementasi.  Dalam penelitian ini, fokus yang akan diambil yakni domain service operation, karena service operation lebih berfokus pada mengelola aktivitas harian serta penggunaan infrastruktur untuk penyampaian service [2]. Sehingga, untuk mencapai peningkatan kapabilitas layanan, meminimalisasi insiden dan masalah yang dalam aktivitas harian layanan akademik serta memastikan diperolehnya value bagi customer yakni sivitas akademik IPDN, maka diperlukan sebuah rancangan manajemen service operation pada layanan akademik Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan menggunakan framework ITIL Versi 3. 

2. Landasan Teori 

2.1 IT Service Management (ITSM) 
IT Service Management adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan untuk memberikan sebuah nilai (value) kepada pelanggan dalam bentuk sebuah layanan (service) [5]. 

2.2 ITILVersi 3 
Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Versi 3 adalah sebuah framework  yang paling diakui dalam pengelolaan sebuah layanan (IT Service Management). ITIL Versi 3 memiliki lima domain yaitu service strategy, service design, service transition, service operation dan continual sevice improvement. Untuk domain service operation memiliki lima proses di dalamnya yaitu event management, incident management, problem management, request fullfillment serta access management [5]. ITIL ini memiliki berbagai macam manfaat ketika diimplementasikan seperti menjamin kualitas dan standardisasi service, kepuasan pelanggan, return on investment, kontrol kontribusi finansial serta beberapa manfaat lainnya [4].

3. Metodologi Penelitian

3.1 Model Konseptual 
Model konseptual pada terbagi menjadi tiga bagian yaitu input, proses, dan output. Diperlukan beberapa input untuk merancang tata kelola service operation yaitu IT Blueprint, struktur organisasi serta dokumen  mengenai SIAKAD dan pengelolaan layanan atau tata kelola dan manajemen TI. Dari beberapa input tersebut dapat berguna dalam melakukan dua proses pada proses service operation yaitu proses perancangan incident management dan problem management. Hasilnya berupa dokumen SOP incident management dan SOP problem management. 

3.2 Sistematika Penelitian 

Tahap identifikasi dimulai dengan tahap perumusan masalah dan kemudian dilanjutkan dengan tahap penentuan tujuan penelitian yang dibatasi oleh batasan masalah. Lalu dilanjutkan dengan proses pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan kuesioner, studi pustaka ITIL Service Operation, IT Blueprint , jurnal dan dokumen lainnya  Tahap analisis dan perancangan, data dan informasi yang didapatkan kemudian dianalisis dan menghasilkan sebuah analisis kondisi saat ini dari layanan akademik / SIAKAD IPDN serta analisis tata kelola diperoleh dari IT Blueprint, di IPDN sendiri belum memisahkan antara tata kelola dan manajemen TI. Lalu, dilakukan analisis tingkat kematangan untuk mengetahui kondisi lebih rinci terkait service management dilanjutkan dengan analisis gap (kesenjangan) antara tingkat kematangan saat ini dengan tingkat kematangan yang diharapkan, lalu dilakukan analisis risiko terkait service operation kemudian dilakukan analisis prioritas. Dari analisis prioritas didapatkan dua proses utama yang perlu dirancang yaitu perancangan incident management dan perancangan problem management. Hasilnya berupa dokumen SOP incident management, SOP problem management . Tahap Kesimpulan dan Saran, merupakan tahap terakhir dalam aktivitas penelitian yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini, proses yang harus dilakukan adalah melakukan pembuatan kesimpulan dan saran berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan. 
    
4. Pengumpulan Pengolahan dan Analisis Data 

4.1 Analisis Kondisi Eksisting SIAKAD IPDN serta Tata Kelola dan Manajemen TI Berdasarkan Literatur  
Layanan akademik dalam hal ini Sistem Informasi Akademik (SIAKAD IPDN) dikembangkan menjadi portal akademik, merupakan sebuah sistem informasi yang berfungsi sebagai integrator informasi  akademik  yang  ada  di  berbagai  unit  akademik  (program  studi/fakultas dan bagian-bagian terkait)  sekaligus sebagai sarana komunikasi antar sivitas akademika kampus.SIAKAD  perlu pengembangan lebih lanjut dalam hal implementasi di lapangan,  pengembangan modul baru, integrasi dengan sistem silabus, nilai dan kuliah online, bugs fixing,  peningkatan user friendly, pemutakhiran konten data  dan integrasi dengan sistem pendukung serta isu – isu keamanan. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa secara umum kondisi tata kelola dan manajemen teknologi informasi masih belum memadai, baik dari sisi pengambilan keputusan TI kritikal, struktur tata kelola sampai pada program tata kelola. IPDN belum memisahkan tata kelola TI dan manajemen TI secara jelas. IPDN telah menuyusun rencana program terkait tata kelola (manajemen TI) yang dimana salah satu program yang direncanakan terkait dengan proses pada ITIL service operation yaitu pembuatan standar, prosedur dan panduan untuk incident management (manajemen insiden TI) dan problem management (manajemen permasalahan TI) [3]. 

4.2  Analisis Tingkat Kematangan 

Assessment maturity level atau penilaian tingkat kematangan dilakukan untuk gambaran kondisi service management yang lebih mendetil tentang kapasitas organisasi terkait service management secara umum dan service operation secara khusus [6] [9]. Adapun tingkat pembobotan terdiri atas lima level, mengambil  PMF atau Process Maturity Framework yang yang dijelaskan pada ITIL Service Design edisi tahun 2011 [2]. Sehingga ketujuh penilaian yang telah dilakukan masing – masing memiliki level kematangan sebagai seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Berdasarkan hasil kuesioner penilaian tingkat kematangan dapat diketahui bahwa ketujuh penilaian yang dilakukan masih berada level 1-initial. Berdasarkan kesepakatan dengan stakeholder dalam hal ini organisasi UPTIK diperoleh bahwa UPTIK berharap maturity level dapat ditingkatkan menjadi level 3- defined.   

4.3 Analisis Risiko Terkait Service Operation 

Jenis risiko serta respon action merujukdari penelitian tentang risk management model in ITIL pada tahun 2012 [7]. Risiko TI adalah kemungkinan terjadinya threat untuk mengeksploitasi vulnerability yang ada pada aset (proses, data/informasi, infrastruktur, aplikasi serta organisasi dan sumber daya manusia) dan menghasilkan dampak negatif terhadap organisasi [8]. Sedangkan parameter untuk nilai kemungkinan (likehood) terhadap munculnya suatu risiko didasarkan antara hubungan threat (likehood of occurance) yang artinya kemungkinan terjadinya ancaman itu sendiri dengan vulnerability (ease of exploitation) yang artinya kemudahan ancaman itu terjadi dilihat dari dilaksanakan atau tidak kontrol atau aksi respon terhadap risiko yang mungkin terjadi [1]. Hubungan antara threat dan vulnerability dapat menentukan likehood value, kemudian likehood value akan dihubungkan dengan nilai aset / dampak sehingga didapatkan nilai risiko. Aset yang dihitung ialah aset yang terkait dengan layanan akademik serta pengelolaan layanan TI di IPDN. Aset yang dinilai adalah aset yang terkait pengelolaan layanan TI dan layanan akademik (Sistem Informasi Akademik IPDN), penilaian dampak aset juga dinilai dari dampaknya terhadap core function atau supporting function di IPDN. Pengelolaan layanan TI di IPDN merupakan supporting function tapi SIAKAD merupakan sebuah aset yang terkait dengan core function IPDN sehingga nilai asetnya besar [3]. Setelah assessment dilakukan diperoleh hasil analisis risiko terkait service operation dapat dilihat pada Tabel 1. 


Hasil yang menunjukkan risiko terkait problem management lalu risiko yang terkait dengan incident management dan event managemen tmerupakan risiko yang paling besar.




  

5.  Perancangan 

5.1 Perancangan Standard Operating Procedure (SOP) untuk manajemen insiden dan manajemen masalah 
Untuk melakukan perancangan Standard Operating Procedure (SOP) terlebih dahulu dilakukan pengambilan informasi atau penelaahan dokumen terkait tata kelola TI di IPDN seperti struktur organisasi UPTIK serta studi literatur framework ITIL Versi 3 lalu melakukan studi jurnal dan literatur lain yang berkaitan dengan pembuatan SOP. SOP ini kemudian akan diverifikasi dan divalidasi oleh pihak UPTIK IPDN.  

6. Kesimpulan 

Penelitian ini menghasilkan dan mengusulkan dua Standard Operating Procedure (SOP) untuk manajemen insiden  dan manajemen masalah. IPDN perlu megimplementasikan semua rekomendasi yang diberikan untuk meningkatkan kapabilitas layanandan target tingkat kematangan yakni level 3- defined dapat terpenuhi.  






DAFTAR PUSTAKA

[1]BSI.2008.BS ISO/IEC 27005-2008. [2] HM Government.2011.ITIL ® Service Design 2011 Edition. United Kingdom:TSO. [3] IT Blueprint IPDN Tahun 2015 – 2019. [4] Marrone, M., & Kolbe, L.M .2010. ITIL and The Creation Of Benefits: An Empirical Study On Benefits, Challenges And Processes.Journal 18th European Conference on Information Systems.  [5] Office of Government.,2007.Introduction to ITIL Service Lifecycle. United Kingdom:TSO. [6] Radmanesh,S., Nakhaei, S., Nabhani., P.2015.The Evaluation of Effective Elements in InformationTechnology Service Operation Based on ITIL Framework (Case Study: South Pars Gas Complex). Joint International Conference of Management, Knowledge and Learning (MakeLearn) and Technology, Innovation and Industrial Management (TIIM). [7] Real-Vilarinho,Sarah.2012.Risk Management Model in ITIL.Dissertation,Degree of Master of Information Systems and Computer Engineering, Universidade Téchnica De Lisboa. [8]

Referensi: