Nama
: Rina Ayuningtyas Putri
Kelas
: 2KA39
NPM
: 16112389
Tugas
: Teori Organisasi 2 Bab 1 & 2
ETIKA DALAM MENULIS BLOG
Blog
saat ini dikenal sebagai salah satu media online yang sangat berpengaruh untuk
menyuarakan buah pikiran. Sebagai media online, blog adalah sarana
berkomunikasi secara online. Para penulis blog yang biasa disebut blogger, berasa
dari berbagai kalangan. Meski tak semua memiliki latar belakang jurnalistik,
melalui media online yang sangat mudah diakses oleh para pengguna internet ini,
siapa pun sekarang bisa mempublikasikan tulisannya. Dalam
setiap suatu penulisan, terdapat tata cara atau aturan - aturan yang perlu
diperhatikan dalam suatu penulisan.
Pada kesempatan ini saya kan membahas tentang tata cara
penulisan blog yang baik dan benar. tata cara penulisannya antara lain :
- Mudah di mengerti
Disini kita tentunya berusaha sebaik mungkin agar
bahasa yang digunakan dalam tulisan mudah di mengerti oleh para pembaca
blog-blog kita nantinya.Oleh sebab itu, jangan menuliskan bahasa yang sulit
dipahami dan dimengerti. Hal tersebut dapat mengurangi daya tarik dan minat
dari pembaca yang mengunjungi website kita.
- Harus sesuai etika dan norma-norma
Penulisan terhadap suatu artikel haruslah sesuai dengan
norma-norma kesopanan, karena dengan memperhatikan hal ini maka tentu akan
banyak pembaca yang nantinya akan menyukai isi dari buah tulisan kita yang
melakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan cara mengkritik ataupun
memberi saran ke blog ataupun website kita.
- Dapat memberi inspirasi
Buatlah suatu karya tulis yang isinya menarik dan memberikan
suatu inspirasi untuk kepentingan umum, mungkin dengan adanya inspirasi dari
kita akan membuat suatu perubahan yang lebih baiik ke depannya. Hal ini akan
membuat si pembaca merasa terkesan dan juga akan memberikan dampak yang positif
bagi orang lain yang membacanya.
- Memberi manfaat bagi pembaca
Untuk membuat artikel atau karya tulis yang baik selain
memuat bahasa dan tata cara yang baik juga haruslah dapat memberikan suatu
manfaat bagi si pembaca.
Sedangkan
aturan yang tidak tertulis bagi blogger saat ini dikenal dengan istilah
'Blogging Ethics' atau 'Etika Menulis Blog'. Bicara soal etika ini tingkatannya
tentu saja sangat tinggi, karena etika selalu berdampingan dengan norma. Hal
yang dirasakan ‘baik’ atau ‘tidak baik’ oleh manusia dan belum terumuskan dalam
hukum formal Negara, sebagian merupakan ranah etika di samping ranah
agama. Itu sebabnya, sampai saat ini pun sebenarnya, 'Blogging Ethics'
masih menjadi sesuatu yang kontroversial, dalam arti belum disepakati secara
jelas, batas-batas apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang
blogger.
Bicara soal Etika, dalam kata itu terkandung 3 pengertian :
Nilai-nilai/Norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku.Kumpulan asas atau nilai moral,
misalnya kode etik. Ilmu tentang ‘baik’ atau ‘buruk’.
Menurut Prof. DR. Nina W. Syam, M.S, etika sebagai ilmu sendiri
sebenarnya menyelidiki Tentang tingkah laku moral yang dapat didekati melalui 3
cara, yaitu :
1. Etika
Deskriptif
Cara
melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas. Ia bersifat netral dan hanya
memaparkan moralitas yang terdapat pada individu, kebudayaan, atau subkultur
tertentu..
2.
Etika Normatif
Mendasarkan
pada norma, mempersoalkan apakah norma bisa diterima seseorang/masyarakat
secara kritis, menyangkut apakah sesuatu itu benar/tidak. Terbagi 2, yaitu Umum
dan Khusus.
Umum:
menekankan pada tema-tema umum seperti mengapa norma mengikat? Bagaimana
hubungannya antara tanggung jawab dan kebebasan? Dll.
Khusus:
upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip etika umum ke dalam perilaku manusia.
3.
Metaetika
Menganalisis
logika perbuatan dalam kaitannya dengan 'baik' atau 'buruk'.
Jika
teori etika di atas dikaitkan dengan kehidupan nyata dalam masyarakat.
Di bawah ini, hal-hal penting yang tidak tertulis tetapi saya
yakin dapat disetujui oleh para blogger untuk melindungi diri mereka sendiri
dan agar terhindar dari masalah yang tidak perlu.
1. Mencantumkan Sumber
Seringkali kita mendapatkan informasi dari berbagai media online lain pada saat ingin menulis di blog. Secara hukum, mengutip beberapa kata memang tidak akan melanggar hukum, dan dalam UU HAKI masih termasuk kategori yang disebut 'Fair Use'. Akan tetapi, secara etika dan moral, jika ingin mengutip, cantumkan sumber yang kita kutip, misalnya : nama penulis, dan alamat web atau blog di mana kita mengutipnya, jika memungkinkan gunakan 'link back'.
Seringkali kita mendapatkan informasi dari berbagai media online lain pada saat ingin menulis di blog. Secara hukum, mengutip beberapa kata memang tidak akan melanggar hukum, dan dalam UU HAKI masih termasuk kategori yang disebut 'Fair Use'. Akan tetapi, secara etika dan moral, jika ingin mengutip, cantumkan sumber yang kita kutip, misalnya : nama penulis, dan alamat web atau blog di mana kita mengutipnya, jika memungkinkan gunakan 'link back'.
2. Meminta Izin
Meski mengutip beberapa kata atau kalimat masih masuk dalam kategori 'Fair Use' sesuai dengan UU HAKI, akan tetapi tidak menutup kemungkinan pemilik aslinya akan berkeberatan dan menimbulkan masalah di belakang hari. Meminta ijin dari pemilik tulisan/foto/gambar akan lebih baik dan lebih beretika mengingat kita sendiri pun belum tentu akan suka jika karya kita dicopy atau dipakai orang lain tanpa ijin.
Meski mengutip beberapa kata atau kalimat masih masuk dalam kategori 'Fair Use' sesuai dengan UU HAKI, akan tetapi tidak menutup kemungkinan pemilik aslinya akan berkeberatan dan menimbulkan masalah di belakang hari. Meminta ijin dari pemilik tulisan/foto/gambar akan lebih baik dan lebih beretika mengingat kita sendiri pun belum tentu akan suka jika karya kita dicopy atau dipakai orang lain tanpa ijin.
3. Bebas Tetapi Tidak Melanggar Hak Orang Lain
Jangan karena beranggapan blog ini adalah blog pribadi kita, maka kita bebas menulis dan memposting apa saja tanpa batas (tulisan, foto, gambar, lagu) dan melanggar hak orang lain. Perlu kita tanamkan dalam pikiran dan hati kita, bahwa pengunjung blog bisa siapa saja dan datang dari mana saja. Hindari hal-hal yang melanggar hak orang lain.
Jangan karena beranggapan blog ini adalah blog pribadi kita, maka kita bebas menulis dan memposting apa saja tanpa batas (tulisan, foto, gambar, lagu) dan melanggar hak orang lain. Perlu kita tanamkan dalam pikiran dan hati kita, bahwa pengunjung blog bisa siapa saja dan datang dari mana saja. Hindari hal-hal yang melanggar hak orang lain.
Bab 1 dan Bab 2 KOMUNIKASI
Pengertian komunikasi diambil dari bahasa latin communicatio, yang bersumber
dari istilah ”communis” yang berarti membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Dalam kehidupan sehari-hari selain
menjadi makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk sosial yang sangat
membutuhkan interaksi dengan orang lain. Dari interaksi itulah terjadi
komunikasi untuk menyampaikan pesan, saling bertukar informasi dengan orang
lain untuk tujuan tertentu.
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli mengacu pada aktivitas interaksi
manusia yang bisa terjadi secara langsung atau tidak langsung. Beberapa
definisi komunikasi menurut para ahli berikut ini :
Everett M. Rogers, mengemukakan pendapatnya yaitu “Komunikasi adalah suatu
proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau
lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”
Kemudian
pendapat lain dari Rogers & O. Lawrence Kincaid “Komunikasi
adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada gilirannya akan tiba pada
saling pengertian yang mendalam”.
Theodore M. Newcomb, “Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu
transmisi informasi,terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber
kepada penerima”
Dari
pendapat di atas, bisa di tarik kesimpulan bahwa komunikasi bisa terjadi karena
adanya beberapa unsur yang ada untuk membangun sebuah komunikasi. Berikut ini
unsur pembangun komunikasi :
Dari
pendapat di atas, bisa di tarik kesimpulan bahwa komunikasi bisa terjadi karena
adanya beberapa unsur yang ada untuk membangun sebuah komunikasi. Berikut ini
unsur pembangun komunikasi :
-
Sumber – Yaitu pembuat informasi atau pengirim informasi. Pada komunikasi antar
manusia, sumber komunikasi bisa dari satu orang atau dari beberapa orang
(kelompok) misalnya sebuah organisasi atau lembaga. Sumber komunikasi disebut
juga komunikasi.
- Penerima – pihak yang menjadi tujuan untuk dikirimi pesan oleh sumber (komunikator). Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima disebut juga komuniikasi.
- Pesan – adalah informasi yang disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima (komunikan).· Pesan tersebut bisa disampaikan dengan bertatap muka (langsung) atau melalui media komunikasi (tidak langsung).
- Media – alat yang digunakan dalam berkomunikasi untuk memindahkan pesan (informasi) dari sumber kepada penerima.
- Penerima – pihak yang menjadi tujuan untuk dikirimi pesan oleh sumber (komunikator). Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima disebut juga komuniikasi.
- Pesan – adalah informasi yang disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima (komunikan).· Pesan tersebut bisa disampaikan dengan bertatap muka (langsung) atau melalui media komunikasi (tidak langsung).
- Media – alat yang digunakan dalam berkomunikasi untuk memindahkan pesan (informasi) dari sumber kepada penerima.
-
Efek – Pengaruh yang dipikirkan dan dirasakan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan.
- Umpan Balik – sebuah bentuk tanggapan balik dari penerima setelah memperoleh pesan yang diterima.
- Umpan Balik – sebuah bentuk tanggapan balik dari penerima setelah memperoleh pesan yang diterima.
Dari
beberapa definisi tersebut, maka kita dapat golongkan ada tiga pengertian utama
komunikasi yaitu pengertian secara etimologis, terminologis dan
paradigmatis.
a.
Secara etimologis, komunikasi dipelajari menurtu asal-usul kata yaitu
komunikasi berasal dari bahasa latin `communicatio` dan perkataan ini bersumber
pada kata `comminis` yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang dikom
perunikasikan.
b.
Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
c.
Secara paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah
komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Contohnya adalah ceramah , kuliah, dakwah, diplomasi, dsb.
Demikian pula pemberitaan surat kabar dan majalah , penyiaran radio dan
televisi atau pertunjukkan film di gedung bioskop, dll.
Fungsi Komunikasi
Pada unsur komunikasi yang telah
dijelaskan bahwa pihak yang mengirim pesan kepada khalayak disebut komunikator.
Sebagai pelaku dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang
sangat penting terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Sehingga pesan
tersebut diterima oleh penerima (komunikan) secara baik.
JENIS – JENIS KOMUNIKASI
1. KOMUNIKASI MENURUT CARA PENYAMPAIAN
Pada dasarnya setiap orang dapat
berkomunikasi satu sama lainnya karena manusia selain mahluk individu juga sekaligus
mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya.
Namun tidak semua orang dapat secara trampil berkomunikasi, oleh karena itu
perlu dikenali berbagai cara penyampaian informasi.
Kiranya tidak terlalu sulit untuk mengenali
cara-cara penyampaian informasi dalam komunikasi, karena pada dasarnya kita
telah melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut cara penyampaian
informasi dapat dibedakan menjadi :
a.
Komunikasi Lisan
Komunikasi
yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua belah
pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua orang, wawancara maupun rapat
dan sebagainya.
Komunikasi
yang terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya komunikasi
lewat telepon dan sebagainya.
b.
Komunikasi Tertulis
Komunikasi Tertulis adalah
komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk
menyampaikan berita yang sifatnya singkat, jelas tetapi dipandang perlu untuk
ditulis dengan maksud-maksud tertentu.
Contoh-contoh komunikasi tertulis ini antara lain:
- Naskah, yang biasanya
dipergunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat komplek.
- Blangko-blangko, yang
dipergunakan untuk mengirimkan berita dalam suatu daftar.
- Gambar dan foto, karena
tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.
- Spanduk, yang biasa
dipergunakan untuk menyampaikan informasi kepada banyak orang.
Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu perlu juga resiko dari komunikasi tertulis tersebut, misalnya aman, mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari yang dimaksud.
2. KOMUNIKASI MENURUT KELANGSUNGANNYA
Di dalam proses komunikasi dapat
kita ketahui terjadinya interaksi dua belah pihak tersebut sebagai berikut :
l. Komunikasi Langsung
Proses
komunikasinya dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga
ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.
2. Komunikasi Tidak Langsung
Proses
komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat
atau media komunikasi.
3. KOMUNIKASI MENURUT PERILAKU
Komunikasi
merupakan hasil belajar manusia yang terjadi secara otomatis, sehingga
dipengaruhi oleh perilaku maupun posisi seseorang. Menurut perilaku, komunikasi
dapat dibedakan menjadi :
- Komunikasi Formal
Komunikasi
yang terjadi diantara anggota organisasi / perusahaan yang tata caranya telah
diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan,
konferensi, seminar dan sebagainya.
- Komunikasi Informa
Komunikasi
yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan
dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak
berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar
burung, desas-desus, dan sebagainya.
- Komunikasi Nonformal
Komunikasi
yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu
komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau
perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau
perusahaan tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan, dan
sebagainya.
Maka
dapat diketahui bahwa komunikasi formal, informal dan nonformal saling
berhubungan, dimana komunikasi nonformal merupakan jembatan antara komunikasi
formal dengan komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas
resmi, serta dapat mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi
formal.
4. KOMUNIKASI MENURUT MAKSUD KOMUNIKASI
Bila
diperhatikan dengan seksama, maka dapat diketahui bahwa komunikasi dapat
terlaksana bila terdapat inisiatif dari komunikator maka maksud terlaksananya
komunikasi lebih banyak ditentukan oleh komunikator tersebut. Menurut maksud
dilakukan komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut:
· Pidato
· Ceramah
· Memberi
prasaran
· Wawancara
· Memberi
perintah atau tugas
Dengan
demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi faktor penentu, demikian
pula kemafipuan komunikator tersebutlah yang memegang peranan keberhasilan
proses komunikasinya.
5. KOMUNIKASI MENURUT RUANG LINGKUP
Ruang
lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis komunikasi ini. Maka
dalam komunikasi menurut ruang lingkup dapat dibedakan sebagai berikut:
l. Komunikasi Internal
Komunikasi
yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan
yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja.
Komunikasi
Internal ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
- Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam bentuk komunikasi
dari atasan kepada bawahan, misalnya perintah, teguran, pujian, petunjuk dan
sebagainya.
- Komunikasi Horisontal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup
organisasi/ kantor diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar.
- Komunikasi Diagonal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi
atau kantor diantara orang - orang yang mempunyai kedudukan tidak sama pada
posisi tidak sejalur vertikal.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi
yang berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang
ada di luar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak luar
dapat berbentuk :
· a. Eksposisi, pameran, promosi,
publikasi dan sebagainya
b. Konperensi pers( press release )
c. Siaran televisi, radio, dan sebagainya
bakti sosial, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya. Komunikasi eksternal
dimaksudkan untuk mendapat pengertian,kepercayaan, bantuan dan kerjasama dengan
masyarakat.
6. KOMUNIKASI MENURUT ALIRAN INFORMASI
Informasi
merupakan muatan yang menjadi bagian pokok dalam komunikasi, oleh karena itu
arah informasi tersebut akan menentukan macam komunikasi yang
sedang terjadi. Komunikasi menurut aliran informasi dapat dibedakan sebagai
berikut :
· - Komunikasi satu
arah ( simplex )
Komunikasi
yang berlangsung dari satu pihak saja (one way communication ). Pada
umumnya komunikasi ini terjadi dalam keadaan mendesak atau darurat atau yang
terjadi karena sistem yang mengaturnya harus demikian, misalnya untuk menjaga
kerahasiaan atau untuk menjaga kewibawaan pimpinan.
· - Komunikasi
dua arah ( duplex )
Komunikasi
yang bersifat timbal balik ( two ways communication ). Dalam hal ini
komunikasi diberi kesempatan untuk memberikan respons atau feed back kepada
komunikatornya. Maka komunikasi ini dapat memberikan kepuasan kedua belah pihak
dan dapat menghindarkan terjadinya kesalah pahaman.
· - Komunikasi
ke atas
Komunikasi
yang terjadi dari bawahan kepada atasan.
· - Komunikasi
ke bawah
Komunikasi
yang terjadi dari atasan kepada bawahan.
· - Komunikasi
ke samping
Komunikasi
yang terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar. Dengan demikian
arah informasi tersebut akan dianut sebagai bentuk interaksi komunikasinya.
7. KOMUNIKASI MENURUT JARINGAN KERJA
Di
dalam sebuah organisasi atau perusahaan komunikasi akan terlaksana menurut
sistem yang ditetapkannya dalam jaringan kerja. Komunikasi menurut jaringan
kerja ini dapat dibedakan menjadi :
Komunikasi
terjadi menurut saluran hirarchi organisasi dengan jaringan komando sehingga
mengikuti pola komunikasi formal.
·
- Komunikasi jaringan kerja lingkaran
Komunikasi
terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran. Saluran
komunikasi lebih singkat dan merupakan kebalikan dari jaringan kerja rantai.
· - Komunikasi
jaringan bintang
Komunikasi
ini terjadi melalui satu'sentral dan saluran yang dilalui lebih pendek.
8. KOMUNIKASI MENURUT PERANAN INDIVIDU
Komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak-pihak lain baik secara kelompok maupun secara individual. Dalam komunikasi ini peranan individu sangat mempengaruhi keberhasilan proses komunikasinya. Ada beberapa macam antara lain:
Komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak-pihak lain baik secara kelompok maupun secara individual. Dalam komunikasi ini peranan individu sangat mempengaruhi keberhasilan proses komunikasinya. Ada beberapa macam antara lain:
- Komunikasi antar individu dengan individu yang lain.
Komunikasi
ini terlaksana baik secara nonformal maupun informal, yang jelas individu yang
bertindak sebagai komunikator harus mampu mempengaruhi perilaku individu yang
lain.
· - Komunikasi
antara individu dengan lingkungan yang lebih luas.
Komunikasi
ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi untuk
mengadakan hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.
· - Komunikasi
antara individu dengan dua kelompok atau lebih.
Dalam komunikasi ini individu
berperanan sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut
kemampuan yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
9. KOMUNIKASI MENURUT JUMLAH YANG BERKOMUNIKASI
Komunikasi
selalu terjadi diantara sesama manusia baik itu perorangan maupun kelompok.
Oleh karena itu jumlah yang berkomunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi
itu sendiri, disamping sifat clan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Untuk itu
dapat dibedakan sebagai berikut.
- Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi
ini merupakan komunikasi dengan diri-sendiri baik disadari atau tidak, misalnya
berpikir.
- Komunikasi Perseorangan (Interpersonal/antarpribadi)
Komunikasi
yang terjadi secara perseorangan atau individual antara pribadi dengan pribadi
tentang permasalahan yang bersifat pribadi juga. Dalam komunikasi ini dapat
dilaksanakan secara langsung maupun lewat telepon namun tetap terjadi secara
perseorangan.
10. DARI SEGI KEMASAN PESAN
Komunikasi
dapt dilakukan secara verbal (dengan
berbicara) atau dengan nonverbal (diwakili
bahasa isyarat). Komunikasi verbal : diwakili dalam penyebutan kata-kata,yang
pengukapannya dapat dengan lisan atau tertulis.Komunikasi non verbal : terlihat
dalam ekspresi atau mimik wajah,gerakan tangan, mata dan bagian tubuh lainnya.
Proses Komunikasi
Proses
komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai
dipahami oleh komunikan. Komunikan adalah sebuah proses, sebuah kegiatan yang
berlangsung kontinu, Joseph De Vito (1996) mengemukakan komunikasi adalah
transaksi, hal tersebut dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses
dimana komponen-komponen saling terkait, bahwa para pelaku komunikasi beraksi
dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan keseluruhan.
Dengan
demikian sejak ide itu diciptakan sampai dengan dipahaminya pesan komunikasi
yang menimbulkan umpan balik merupakan suatu proses komunikasi. Mengapa unsur
tersebut? Harold D Laswell memperkenalkan 5 formula komunikasi untuk terjadinya
suatu proses komunikasi yaitu :
· Who ,siapa
yang megatakan
· Says what,
dengan menyatakan apa.
· In which
channel, dengan saluran apa.
· To whom,
ditujukan kepada siapa.
· With what
effek, dengan pengaruh apa.
Maka
terdapat komponen komunikasi agar dapat terjad proses komunikasi yaitu :
·
Komunikator
·
Pesan
·
Media
· Komunikan
· Pengaruh
Dalam
buku David K. Berlo The Process Communication An Introduction To Theory and
Practise (1960). mengatakan bahwa melalui transmitting terjadi suatu proses
komunikasi yakni pemindahan pesan (verbal maupun nonverbal), model komunikasi
transaksional ini menarik perhatian para pakar , antara lain Alexis S. Tan
(1981) yang menyatakan bahwa model ini sangat kompleks karena menggangap
komunikasi sebagai suatu sistem yang disusun sebagai komponen (sumber, pesan
dan saluran) dan tingkah laku. Beberapa perubahan dalam suatu komponen akan
mempengaruhi seluruh sistem, dalam model transiksional bukan sekedar seseorang
berbuat sesuatu kepada orang lain melainkan perbedaan antara sumber dan
penerima yang berubah-ubah dapat mempengaruhi proses komunikasi, sebagai contoh
pengaruh pemikiran kahlayak terhadap program mempengaruhi programmer televisi
dalam merancang acara televisi.
Apa
yang mempengaruhi proses komunikasi ? William G. Scott yang mengutip pendapat
Babcock dalam Thoha(1977) mengatakan bahwa ada 5 faktor yang mempengarui proses
komunikasi.
-
The act (Perbuatan)
Perbuatan
komunikasi mengingikan pemakain lambang-lambang yang dapat dimengerti secara
baik yang dilakukan oleh manusia dan dinyatakan dengan bahasa dalam keadaan
tertentu.
-
The scene (Adegan)
Adegan
sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini menekankan hubungan dengan
lingkungan komunikasi, menjelaskan apa yang dilakukan simbol apa yang
digunakan, adegan ini adalah sesuatu itu dapat dikomunikasikan.
-
The agent (Pelaku)
Individu-individu
yang mengambil bagian dalam hubungan komunikasi dinamakan pelaku-pelaku
komunikasi mengirim dan menerima yang terlibat dalam hubungan komunikasi dalam
peranannya sering kali saling mengantikan dalam situasi komunikasi yang
berkembang.
-
The agency (Pernatara)
Alat-alat
yang digunakan dalam komunikasi dapat membangun terwujudnya perantara seperti
komunikasi lisan, tatap muka, juga alat komunikasi tertulis seperti surat
perintah,memo, buletin, nota, surat tugas, dsb.
-
The purpose (Tujuan)
Dalam Thoha ada 4 tujuan yaitu :
-
Tujuan fungsional adalah tujuan secara pokok bermanfaat untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi/lembaga.
-
Tujuan keindahan adalah tujuan untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat
kreatif digunakan untuk seseorang mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam
kenyataan.
-
Tujuan manipulasi adalah tujuan untuk menggerakan orang-orang yang mau menerima
ide-ide yang disampaikan yang sesuai ataupun tidak dengan nilai dan sikapnya.
-
Tujuan keyakinan adalah tujuan yang bermaksud untuk menyakinkan atau
mengembangkan keyakinan orang-orang kepada lingkungan.
Pada
umumnya sebuah komunikasi dikontrol oleh komunikator sepanjang dia mampu
berkomunikasi dan dapat tampil dengan baik, maka pesan atau informasi yang
disampaikan akan diterima dengan baik pula oleh komunikatornya,komunikator
sebagai sebagai sumber dengan mudah dapat mengontrol apa yang diucapkan atau
disampaikannya, tetapi komunikator tidak dapat mengontrol apa yang didengarkan
atau sedang dipikirkan oleh audiencenya. Berangkat dari paradigma Lasswell,
Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
- Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam
proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture,
isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu
menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Seperti
disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam
pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses
membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai
berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan
disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator
memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang
diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk
menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia
menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi
dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding)
adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi
tersebut (terdapat kesamaan makna). Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994)
menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila
pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame
of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of
experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm
menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting
juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang
pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila
bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator,
akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Sebagai contoh seperti
yang diungkapkan oleh Sendjaja(1994:33)yakni : Si A seorang mahasiswa ingin
berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan lancar apabila
pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama
mahasiswa. Seandainya si A tersebut membicarakan hal tersebut dengan si C,
sorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A. Karena antara si A dan si C
terdapat perbedaan yang menyangkut tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya,
orientasi dan mungkin juga kepentingannya.
Contoh tersebut dapat memberikan
gambaran bahwa proses komunikasiakan berjalan baik atau mudah apabila di antara
pelaku (sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila kita ingin
berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu mengolah dan
menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat
pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata
lain komunikator perlu mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya
dari komunikan.
- Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media
ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada
di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks,
surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering
digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan
media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi,
radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
-
Komunikasi Efektif
Berkomunikasi
efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian
yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang
menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi
sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan. Menurut Jalaluddin dalam bukunya
Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan
adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,
meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu
tidakan.
Syarat-syarat
untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
-
Menciptakan suasana yang menguntungkan.
-
menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
-
pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
-
Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
-
Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.
Berbicara
tentag minat atau awareness di pihak komunikan, dapat dikemukakan bahwa minat
akan timbul bilamana ada unsure-unsur sebagai berikut :
-
Tersedianya suatu hal yang menarik minat.
-
Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya, sehingga
apa yang menonjol - itu menumbuhkan perhatian.
-
Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang
dimaksudkan.
-
Itulah beberapa hal saja yang dapat menimbulkan sesuatu komunikasi yang
efektif.
Komunikasi
efektif dipandang sebagai suatu hal yang penting dan kompleks . Dianggap
penting karena ragam dinamika kehidupan (bisnis, politik, misalnya) yang
terjadi biasanya menghadirkan situasi kritis yang perlu penanganan secara
tepat, munculnya kecenderungan untuk tergantung pada teknologi komunikasi,
serta beragam kepentingan yang ikut muncul. Stephen Covey menekankan konsep
kesalingtergantungan (interdependency) untuk menjelaskan hubungan antarmanusia.
Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekadar pada apa yang kita
tulis atau kita katakan, tetapi lebih pada karakter kita dan bagaimana kita
menyampaikan pesankepada penerima pesan. Jika kata-kata atau pun tulisan kita
dibangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan
dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), maka orang lain akan melihat
atau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah
karakter yang kokoh yang dibangun dari pondasi integritas pribadi yang kuat.
Menurut Stephen Covey, justru komunikasi merupakan ketrampilan yang paling
penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar jam di saat kita
sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Sama halnya dengan pernafasan, komunikasi
kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja,sehingga kita tidak
memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif. Kita tidak pernah dengan
secara khusus mempelajari bagaimana menulisdengan efektif, bagaimana membaca
dengan cepat dan efektif, bagaimana berbicara secara
efektif,apalagibagaimana menjadi pendengar yang baik .
Ciri
– Ciri Komunikasi Efektif
1.Istilah.
Penggunaan istilah yang diartikan “sama” antara pengirim dan penerima pesan merupakan aturan dasar untuk mencapai komunikasi yang efektif. Kata – kata yang samar artinya ( mempunyai lebih dari satu makna) dapat menimbulkan kebingungan dan salah pengertian.
Penggunaan istilah yang diartikan “sama” antara pengirim dan penerima pesan merupakan aturan dasar untuk mencapai komunikasi yang efektif. Kata – kata yang samar artinya ( mempunyai lebih dari satu makna) dapat menimbulkan kebingungan dan salah pengertian.
2.Spesifik.
Pesan yang di pertukarkan harus spesifik. Maksudnya, pesan yang disampaikan harus jelas, sehingga si penerima pesan dapat menerima dan mengulangi dengan benar.
Pesan yang di pertukarkan harus spesifik. Maksudnya, pesan yang disampaikan harus jelas, sehingga si penerima pesan dapat menerima dan mengulangi dengan benar.
3.
Tersusun Baik.
Pesan harus berkembang secara logis dan tidak boleh terpotong-potong.
Pesan harus berkembang secara logis dan tidak boleh terpotong-potong.
4.
Objektif, akurat, dan aktual.
Pengirim informasi harus berusaha menyampaikan pesan seobjektif mungkin.
Pengirim informasi harus berusaha menyampaikan pesan seobjektif mungkin.
5.
Efisien.
Pesan di sampaikan seringkas dan seoriginal mungkin serta harus berusaha untuk menghilangkan kata yang tidak relavan.
Pesan di sampaikan seringkas dan seoriginal mungkin serta harus berusaha untuk menghilangkan kata yang tidak relavan.
6.
Hukum Komunikasi Yang Efektif
Hukum
Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication)
yang kami kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari
komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena
sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih
perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon
positif dari orang lain.
Hukum Pertama : Respect
Hukum
pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai
setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa “Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.” Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya.
Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa “Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.” Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya.
Hukum Kedua : Empathy
Empati
adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi
yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap
empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu
sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey
menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan
manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu,
baru dimengerti (Seek First to Understand –understand then be understood to
build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust).
Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar
orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan
yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain
Hukum Ketiga : Audible
Makna
dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika
empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima
umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat
diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus
disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat
diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita
untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio
visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima
dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan
dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
Hukum
Keempat : Clarity
Selain
bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait
dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan
multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja
di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling utama dalam
menyiapkan korespondensi tingkat tinggi.
Hukum
Kelima : Humble
Hukum
kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap
ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita
miliki. Dalam edisi Mandiri 32 Sikap Rendah Hati pernah kita bahas, yang pada
intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer
First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak
sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela
memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan
kepentingan yang lebih besar. Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada
lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang
komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan
dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang
dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling
menguatkan.
Implikasi Manajerial
Implikasi
Manajerial Adalah Proses Pengambilan Keputusan Partisipatif Dalam Organisasi
Sekolah manajerial yang baik. Rendahnya kemampuan kepala sekolah akan
berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan
dalam mengambil keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan kebijakan dan
rencana program pengembangan sekolah. Pengambilan keputusan merupakan salah
satu kegiatan dalam manajemen yang berkaitan dengan masalah dalam organisasi. Begitu juga
dalam
organisasi kependidikan, keputusan pendidikan merupakan faktor esensial dalam menentukan
kebijakan-kebijakan. Dalam era desentralisasi, sekolah memiliki otonomi yang seluas-luasnya yang menuntut peran serta masyarakat secara optimal. Bentuk nyata dari otonomi pendidikan dan otonomi sekolah adalah manajemen berbasis sekolah.Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) atau School Based Management merupakan pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah (stakeholders) secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka pendidikan nasional. Esensi dari MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah (Depdiknas, 2000).Otonomi dalam sistem dan pengelolaan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat (Caldwell dan Spinks, 1992). Konsep ini merupakan suatu bentuk pengelolaan sekolah yang menjamin sekolah memiliki otonomi yang luas dalam
mengelola pembelajaran, sumber dayanya, menentukan kebijakan yang sesuai dengan keinginan lembaga dan masyarakat, serta dalam pengelolaannya melibatkan orang tua dan masyarakat, dan tidak mengabaikan kebijakan nasional. Melalui kebijakan ini, pihak sekolah memiliki keleluasaan dalam pengambilan keputusan tentang pengelolaan sumber daya, kurikulum, dan peningkatan profesionalisme guru dan staf. Hal ini tentu menuntut keleluasaan guru dan karyawan dalam berapresiasi dan berinovasi sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada, tanpa harus terikat dengan aturan-aturan kurikulum yang ketat.
organisasi kependidikan, keputusan pendidikan merupakan faktor esensial dalam menentukan
kebijakan-kebijakan. Dalam era desentralisasi, sekolah memiliki otonomi yang seluas-luasnya yang menuntut peran serta masyarakat secara optimal. Bentuk nyata dari otonomi pendidikan dan otonomi sekolah adalah manajemen berbasis sekolah.Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) atau School Based Management merupakan pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah (stakeholders) secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka pendidikan nasional. Esensi dari MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah (Depdiknas, 2000).Otonomi dalam sistem dan pengelolaan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat (Caldwell dan Spinks, 1992). Konsep ini merupakan suatu bentuk pengelolaan sekolah yang menjamin sekolah memiliki otonomi yang luas dalam
mengelola pembelajaran, sumber dayanya, menentukan kebijakan yang sesuai dengan keinginan lembaga dan masyarakat, serta dalam pengelolaannya melibatkan orang tua dan masyarakat, dan tidak mengabaikan kebijakan nasional. Melalui kebijakan ini, pihak sekolah memiliki keleluasaan dalam pengambilan keputusan tentang pengelolaan sumber daya, kurikulum, dan peningkatan profesionalisme guru dan staf. Hal ini tentu menuntut keleluasaan guru dan karyawan dalam berapresiasi dan berinovasi sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada, tanpa harus terikat dengan aturan-aturan kurikulum yang ketat.
Dalam
hal ini Caldwell ... Penilaian berkelanjutan implikasi yang signifikan dalam
perencanaan, metodologi, dan pengelolaan penilaian. Kompetensi dasar: kemampuan
minimal yang harus dimiliki lulusan Rencana
penilaian: jadwal kegiatan penilaian yang dalam satu semester dikembangkan
bersamaan dengan pengembangan silabus. Proses penilaian: pemilihan dan
pengembangan teknik penilaian, sistem pencatatan, dan pengelolaan proses.
Proses implementasi: menggunakan berbagai teknik penilaian Pencatatan dan
pelaporan.
Sumber : http://idadwiw.wordpress.com/2011/12/18/pengertian-komunikasi/
http://ronihere.blogspot.com/2013/05/implikasi-manajerial.html
Drs. Tommy Suprapto,M.S. 2009. Pengantar
Teori Dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta. Media Pressindo